Minggu, 13 November 2011

Dunia Maya (Renungan Batin - 9)



Kulihat fotonya yang tertampang sungguh sangat menawan. Parasnya cantik, kulitnya terlihat putih mulus, rambutnya hitam memanjang dan ditambah senyum menghias tatanan gigi yang rapi. Sekilas aku terpikat dengan gambar itu. Lalu aku membaca infonya, hmh…nampaknya pendidikannya juga cukup baik.

Tak seberapa lama kami mulai berkomunikasi meskipun via email dan facebook dan sebagainya. Akhirnya meningkat dengan menggunakan HP. Pesan-pesan sering terkirim dan tak jarang kami juga sering ber-telpun ria. Suaranya lembut manja. Wah tambah gemes rasanya. Aku senang dan menikmatinya, meskipun banyak menguras pulsa.

Perasaanku melambung membayangkan wajahnya ketika kami berkomunikasi. Ada rasa kangen ingin bertemu, suka, namun juga was-was apakah dia wanita yang seperti kubayangkan, tapi juga rasa minder apakah nanti dia mau menerimaku.

Akhirnya kami bertemu alias “kopi darat” setelah sekian lama berkomunikasi secara intensif. Kesepakatan ditetapkan saat dan tempat kami akan bertemu. Kami juga menyebutkan akan memakai baju warna apa masing-masing supaya memudahkan pencarian.

Saat itu tiba, mataku melayang menyusuri ruang makan itu. Setiap sudut kuperhatikan dengan seksama, Akhirnya mataku terhenti pada seorang gadis yang duduk sendirian di ujung belakang. Dia memakai kaos putih dan celana jeans. Aku segera menghampirinya dengan penuh semangat. Bayangan wajah yang kulihat di foto terus membayangi, nampaknya cocok walapun baru melihat punggungnya.

‘’hmm…selamat malam “ sapaku dengan ragu-ragu. Dia menoleh dan tersenyum menatapku. Hatiku berbunga-bunga.

“nggg….apakah mbak sedang menunggu seseorang?” tanyaku. Dia mengangguk pasti. Jantungku berdebar-debar…

“saya…apakah mbak yang bernama…?” kenalku sambil mengulurkan tangan untuk menyalaminya. Wajahnya agak terkejut dan ia menggelengkan kepalanya. “maaf, anda salah orang mas” deg..beberapa detik buyar konsentrasiku.

Sambil menahan malu aku berlalu dari tempat itu, namun tak seberapa lama ada seorang perempuan memanggil namaku dan mendekatiku. Rasanya aku belum pernah mengenalnya. “kamu namanya…kan?” tanyanya dengan yakin. Aku mengangguk, masih belum sadar penuh. “ini aku…bukankah kita sepakat untuk bertemu di sini, ya kan?” aku hanya bisa mengangguk pelan. Sejenak kupandangi wajahnya dan tubuhnya tapi rasanya kok beda ya dengan yang kulihat di facebook itu. Sepertinya usianya sudah seusia mamaku. Wah celaka..

Kubiarkan dia bicara ngalor ngidul sedangkan aku hanya terdiam sambil tersenyum kecut. Akhirnya aku minta ijin untuk pergi ke toilet. Setelah itu aku pergi tanpa kembali dengan membawa kekecewaan di hati. Ngacir deh…

Memang asyik mendapat kenalan via dunia maya. Sama-sama tidak saling mengenal sebelumnya dan bisa terhanyut dalam khayal masing-masing. Namun juga bisa timbul kekecewaan. Apa yang terjadi belum tentu seperti yang diharapkan. Bukankah sudah banyak contoh ada orang diculik, diperkosa, dirampok bahkan dibunuh oleh orang-orang yang dikenalnya lewat dunia maya. Banyak orang menipu dan tertipu lewat hubungan ini. Aku salah satu korbannya, ditipu oleh orang dan tertipu juga oleh bayanganku sendiri.

Aku ingat sudah berapa kali dia minta dikirimi pulsa, dan aku mengiriminya dengan senang. Juga pernah dia berhutang padaku karena alasan untuk biaya bapaknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Sudah terlanjur aku membangun imajinasiku yang indah tapi sekarang hancurlah sudah.

Bukankah pernikahan yang serius juga harus didasari saling mengenal satu dengan yang lain secara mendalam. Sangat tidak masuk akal, baru bertemu apalagi kenal via dunia maya langsung jadian dan menikah.

Bisa jadi karena aku orang yang kesepian dan minder sehingga aku sangat menikmati hubungan-hubungan dengan orang yang “diseberang” sana tanpa jelas identitas sebelumnya daripada dengan orang-orang yang kujumpai face to face.

Bisa jadi orang kesepian bertemu orang kesepian di alat komunikasi modern ini dan makin kesepian.

Pwk. 14 nov 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar