Jumat, 18 November 2011

Kunikmati “kegaduhan” - mu (Renungan Batin-orang tua & anak - 1)



Setiap hari tidak pernah ada saat sepi. Teriakan, tangisan, rengekan, celotehan dari bibir-bibir mungil, mainan-mainan yang dibunyikan dan sebagainya. Berlarian, melempar-lempar benda, melompat-lompat kasur, memanjat kursi dan segala atraksi akrobat lainnya yang menambah hiruk pikuknya keadaan. Hal itu berlangsung dari membuka mata sa...mpai menutup mata kembali sepanjang hari. Hanya dalam kelelapan, suasana terasa hening.

Demikian juga dengan barang-barang yang ada, apalagi mainan, betapa mudahnya berantakan. Dalam beberapa saat ditata rapi, dalam sekejap pula semua tertata tak beraturan. Rasanya sulit untuk menikmati sesuatu terletak dengan rapi. Ada serpihan kertas, spidol, muntahan makanan, bekas tapak-tapak kaki kotor yang mongering di lantai, mobil-mobilan yang remuk dan seterusnya. Ada keinginan untuk merapikan dan menata semuanya supaya terlihat rapi, namun seringkali tenaga sudah habis terkuras dengan segala kepenatan sepanjang hari itu.

Kadang “petualangan” mu di dunia kecil ini sulit kami pahami. Di saat mengetik di komputer, tiba-tiba ada jari mungkin memencet tombor “power”nya, maka lenyaplah semua yang terpampang di depan mata apalagi semua data belum ter “save”. Padahal merangkai kata tidaklah mudah. Kadang pula, kamu mendekat dan minta dipangku di saat sedang sibuk menulis atau mengerjakan sesuatu.

Lain waktu, dibongkarnya mainan yang baru saja di beli. Alasanmu karena ingin mengetahui apa isinya. Kadang di saat api menyala di kompor, di cobanya memasukkan kertas dan terbakar lalu berteriak-teriak ketakutan.

Belum lagi bila ada pertengkaran di antaramu karena merasa punya hak memiliki atau memakai mainan tertentu. Saling tidak mau mengalah. Saling mengadu ke papa mama. Kadang semuanya berakhir dengan tangisan salah seorang atau bersama-sama.

Tertambah lagi “kegaduhan” mu ditumpangi keriuhanku, menambah keramaian suasana. Reaksiku tidak selalu tepat. Aku bisa jengkel bahkan marah melihatmu berlaku demikian. Apalagi di saat aku sakit, ingin tenang, ingin sendiri dan segala “ingin” lainnya.

Namun dalam perenunganku, keadaan semua ini karena memang dunia mu adalah dunia bermain yang dipenuhi dengan segala rasa ingin tahu, kebebasan tanpa beban, keriangan. Dan juga, bukankah saat ini adalah fase pertumbuhanmu yang sangat cepat dimana sedang melatih semua gerak motorik kasar dan halus dan perkembangan kognitifmu.

Bukankah seringkali orang dewasa bisa banyak belajar darimu. Rasa ketertarikanmu pada hal-hal baru yang kadang sederhana, menikmati hidup hari ini tanpa terbebani dengan kecemasan pada masa depan, kepolosanmu tanpa takut penilaian orang lain dan sebagainya. Bukankah itu yang menjadi persoalan orang yang usianya jauh di atasmu, yang katanya lebih pinter dan berpengalaman.

Anak-anakku, silahkan kamu bermain dengan “kegaduhan” –mu saat ini. Karena kondisi ini akan cepat berlalu. Ada saatnya kelak aku bisa akan merindukan suasana gaduh dan ramai lagi. Waktu akan terasa cepat, dimana kamu akan punya dunia sendiri di luar sana. Jam sekolah yang “memaksa”-mu harus berlama-lama di sana. Teman-teman bermainmu di luar yang menarikmu untuk berekplorasi ke dunia yang lebih luas. Pacarmu dan kelak teman hidupmu akan membawamu pergi “terbang” lepas ke luar dari sarang.

Saat ini aku sering terganggu dengan rengekanmu untuk ikut kemanapun aku pergi, namun kelak aku bisa sangat ingin bahkan “memaksa”mu untuk ikut menemaniku namun…kamu tidak mau. Ah betapa sedihnya…

Jadi sekarang anakku, aku lebih memilih menikmati “kegaduhan”-mu saat ini. Karena sebenarnya hatiku memang merindukan kehadiranmu di sisiku meskipun kadang mengganggu. Aku hanya butuh belajar untuk mengatur emosi dan perasaanku sehingga menyesuaikan segala keadaan yang kuhadapi.

Anakku.. Terima kasih aku sudah bisa belajar.

Pwk, 18 Nov 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar