Senin, 28 November 2011

Petualang Cinta (Renungan Batin – 11)



Bagai kumbang yang terbang hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya. Si kumbang bisa bebas terbang ke sana kemari, sesuka hati memilih bunga mana yang dikenan di hati. Sedangkan bunga-bunga diam menunggu, tak tahu menahu apa yang telah dilakukan si kumbang. Pikirnya dialah milik satu-satunya si kumbang. Namun, tidaklah demikian sifat kumbang. Baginya kepuasan pribadi itulah yang dicari, tak peduli bagaimana perasaan hati si bunga-bunga.

Demikianlah yang terjadi pada diriku. Aku si kumbang itu. Aku suka sekali berpetualang dalam cinta. Ada keenakan tersendiri. Ada semacam kepuasan ketika aku disukai dan dicintai oleh banyak gadis. Apalagi bila ada gadis yang aku suka dan aku berusaha mendapatkannya untuk menjadi pacarku dan aku dapatkan itu, wah puas sekali.

Entah sudah berapa banyak gadis yang sudah kupacari sejak aku SMP hingga aku kuliah saat ini. Lamanya berpacaran juga bervariasi satu dengan yang lainnya. Tapi semuanya tidak lebih dari dua tahun dan sudah putus. Ada banyak alasan yang menyebabkannya, tapi biasanya aku sendiri yang sering bikin gara-gara supaya akhirnya hubungan kami putus. Memang kebanyakan para mantan gadisku itu “pergi” dengan membawa rasa kecewa atau marah padaku. Tapi yah..bagaimana lagi memang harus aku tanggung.

Biasanya bila aku jadian dengan satu gadis, namun sebenarnya aku juga sudah menjalin ikatan dengan gadis-gadis lain. Meski kadang hanya sekedar TTM (Teman Tapi Mesra) saja. Tentu saja mereka tidak saling tahu. Aku harus pandai-pandai menjaga rahasia ini. Mungkin aku beruntung, selama ini ketika aku pergi dengan pacarku yang satu tanpa diketahui atau bertemu dengan pacarku yang lain. Entah apa yang terjadi seandainya tahu, wah bisa berabe. Mungkin hanya teman-teman dekatku saja yang tahu bagaimana kelakuanku ini. Mereka sering menegur dan memarahi aku, tapi aku hanya tertawa saja. Pikirku, jangan-jangan mereka hanya iri saja karena nasibnya tidak seberuntung aku.

Sekarang ini aku sedang pacaran dengan adik tingkat satu fakultas dengan aku. Aku kenal dia ketika OPSPEK. Dia sebagai mahasiswi baru dan aku salah satu panitianya. Kebetulan hari itu dia telat bangun sehingga terlambat juga tiba di kampus. Tentu ini makanan empuk untuk menjatuhkan hukuman. Kebetulan aku yang menemuinya dan ia menghadap dengan wajah pucat karena takut. Aku sudah tahu kalau dia cantik dan agak manja, jadi aku sengaja menggoda dan mengulur-ulur waktu supaya bisa lebih lama bersamanya.

Akhirnya tidak sampai waktu yang lama setelah peristiwa itu, dia mau jadi pacarku dan sudah berjalan satu tahun lebih. Tapi aneh dengan gadis ini, aku merasa tidak bisa bebas. Dia sepertinya selalu curiga, cemburu dan menuntut banyak waktuku. Aku sendiri juga takut kalau terjadi sesuatu padanya.

Aku tidak bisa lupa peristiwa itu, ketika aku bertengkar hebat dengan pacarku ini karena dia sempat membaca SMS dari pacarku yang lain yang isinya penuh kata-kata mesra. Dia cemburu dan marah, lalu dia menghubungi pacarku yang di seberang sana. Dan akhirnya, terbongkarlah semua yang kujaga rapat-rapat selama ini. Aku berusaha minta maaf dan menjelaskan tidak akan mengulang lagi. Aku putus dengan pacarku yang di seberang sana. Namun tidak hanya itu saja pukulan telak bagiku, ternyata pacarku ini mengadu ke bapaknya dan esoknya aku di sidang di depan keluarganya dan mereka mengancamku supaya jangan menyakiti pacarku ini.

Wah apes sudah hidupku, apakah ini akibat dari kesalahan-kesalahanku yang dulu? Aku baru menyadari ketika membayangkan mantan pacarku dulu tentu sedih sekali karena perlakuanku terhadap mereka. Bagaimana kalau hal itu menimpa adikku perempuan atau saudariku yang lain? Atau kelak bila aku punya anak perempuan dan mengalami keadaan seperti mereka? Tentu aku juga tidak terima bila mereka diperlakukan seperti itu.

Aku harus menghentikan petualangan cintaku. Dan sebenarnya cinta tidak boleh dijadikan petualangan atau main-main. Aku laki-laki tidak boleh lagi mempermainkan hati dan perasaan wanita. Mereka perlu dihargai, siapa tahu mereka tulus mencintaiku.

Saat ini kucobai menjalani komitmen dengan pacarku satu-satunya itu, entah sampai kapan. Namun aku akan berusaha untuk tidak akan mendua hati lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar