Aku pernah berpikir dan
membayangkan kalau tempat yang aman adalah tempat dimana aku dilahirkan dan
dibersarkan. Mungkin alasannya karena aku mengenal daerah itu dan aku juga
mengenal dan dikenal orang-orang disitu. Apalagi tempat yang tidak ada
premannya, tidak ada kerusuhan/perang, tidak ada kemacetan/banjir dan sebagainya. Kadang-kadang secara perasaan itu ada dan
merindukannya.
Aku juga berpikir bahwa tempat
yang aman adalah di rumahku sendiri, tinggal bersama keluargaku. Apalagi
hubungan kami sangat harmonis dan segala yang dibutuhkan ada, meskipun tidak
selalu terkesan mewah. Rasanya akan sangat dirindukan untuk selalu ingin pulang
ketika aku sedang menginap di tempat lain. Bukankah ada pernyataan “rumahku adalah
surgaku”. Aku tahu ini karena ada orang-orang yang justru tidak nyaman tinggal
di rumah alias tidak betah bila ada di rumah. Ada banyak faktor penyebabnya.
Aku juga sempat membayangkan
bahwa tempat yang aman itu adalah ketika aku berada diantara orang-orang yang
mengasihi dan aku kasihi, apalagi yang satu suku, satu agama, satu daerah,
sejenis, senasib, sependeritaan dan banyak lagi yang se..se… karena aku seperti
terjagai . Bila aku membutuhkan segala sesuatu mereka siap membantu. Bila aku
sedang menghadapi masalah maka aku mudah akan berlari kemana. Dan lagi bila
mereka membutuhkan aku, maka mereka juga sangat cepat mendapatkan aku sehingga
aku merasa berarti. Bukankah aku memang tidak bisa sendiri dan sepi ? dan
bukankah aku juga harus merasa berarti?
Terbersit dibenakku kalau tempat
yang aman adalah bila aku kuliah di kampus favorit di jurusan tertentu meskipun
harus bayarannya mahal dan terpisah dari keluarga dan walaupun aku sendiri
tidak tahu apakah aku akan suka atau mampu di jurusan itu dan di kota itu.
Meskipun aku tidak yakin apakah itu akan menjamin masa depanku atau tidak dan
apakah aku akan bekerja kelak sesuai dengan jurusan itu atau tidak , aku tidak
tahu. Pokoknya aku mau dan merasa itu akan aman menurutku.
Terlintas dalam imajinasiku kalau
tempat yang aman itu adalah kalau aku menikah dengan orang yang aku sukai,
apalagi dia cantik/ganteng, kaya, kariernya baik, pinter, perhatian dan
sebagainya. Meskipun aku tidak yakin seratus persen apakah aku setujuan dengan
dia dan apakah aku sepadan dia atau tidak.
Juga pernah melekat dipikiranku
kalau tempat yang aman itu adalah bila aku bekerja diperusahaan tertentu,
pekerjaan tertentu apalagi yang ada
jaminan masa depan/pensiun, karier yang bisa dipastikan, tunjangan kesehatan, jam
kerjanya pendek, teman kerjanya baik-baik, kerjaannya tidak sulit, fasilitasnya
banyak, apalagi kalau teman kerjanya semuanya anak Allah wah…. pasti tambah
nyaman dan betah.
Aku juga mengimpikan kalau tempat
yang aman itu adalah kalau aku memiliki anak yang sehat-sehat, nurut-nurut dan
pinter-pinter. Dan aku juga memiliki rumah mewah. Adem, besar, tenang dan ada
kolam renangnya, ada home theatre nya, ada ruang musiknya dan di rumah itu aku
bisa makan makanan yang enak, dilayani pembantu-pembantu, tidur nyenyak di
kasur yang empuk tanpa ada kutu busuknya/nyamuknya ditambah ruang ber AC.
Cool…..punya mobil mewah, HP, BB, Ipod, Ipad dan pod-pod lainnya, Baju mahal
dan bermerek, koleksi sepatu yang warna warni dan jenisnya, bisa melancong ke
luar negeri bahkan ke luar angkasa.
Pernah juga ada pikiran bahwa
tempat yang aman itu adalah bila memiliki wajah ganteng/cantik, dikagumi,
bentuk badan ideal, sehat, terkenal dan dengan berbagai bakat segudang.
Dan lagi tempat yang aman bagiku
adalah kalau aku melayani diantara orang-orang kaya, di kota tertentu dan
jangan di hutan atau pedalaman, yang ada gajinya besar dan di instansi yang
sudah mapan.
Namun adakah tempat yang ideal di
dunia ini ? yang tidak tercemar dosa dan yang tidak ada masalah?
Adakah di kolong langit ini
tempat yang semua keinginan dan kemauanku bisa terakomodasi?
Akhirnya kumenyadari “tempat”
yang aman adalah tempat yang dikehendaki Tuhan untuk aku tinggali, miliki,
hidupi, layani, masuki, dimana aku menjalin hubungan dengan orang-orang di
dalamnya, dimana aku akan makan dan tidur. Karena di tempat yang Allah
kehendaki, disitu hati Allah dan Ia sendiri tinggal dan hadir. Meskipun tempat
itu ada perang, sulit tersedia makannya, teman kerjanya jahat-jahat, kadang
menanggung penyakit tertentu, kesepian dan sebagainya.
Dan meskipun harus masuk lembah
kelelaman, gada dan tongkatNya yang menghibur sehingga tidak perlu takut
bahaya. Bahkan kalau seandainya mungkin di neraka sekalipun akan aman asal ada
di tanganNya. Karena kehendakNya selalu ada maksudNya.
Dimanakah tempat aman di dunia
ini? kemanakah aku akan menyandarkan rasa amanku?