Telah lama aku ingin membagikan
apa saja yang kupikir dan rasakan pada ayah dan bunda. Namun tidak cukup
keberanian bagiku untuk melakukannya apalagi bila kuungkapkan secara lisan,
entah kenapa. Aku tahu tidak boleh begitu sebenarnya tapi ini yang terjadi.
Maaf ya ayah dan bunda he he… Semua telah terpendam begitu dalam dan kadang aku
mencoba untuk menyimpannya sendiri namun lama-lama aku tidak tahan dan aku
harus berbicara. Semoga lewat tulisan ini bisa mewakili semuanya dan aku
berharap ayah dan bunda bisa memahaminya.
Ini berkaitan dengan diriku dan
tentu saja juga menyangkut ayah dan bunda. Ayah dan bunda, terima kasih kalau
selama ini sudah mau mengasuh dan memelihara aku. Tidak lepas juga atas semua
nasehat-nasehatnya aku begitu menghargainya. Aku sadar kalau sampai memasuki
usia remaja sekarang ini, tentu tidak lepas dari didikan dan kasih sayang ayah
dan bunda.
Namun saat ini, dengan
segala hormat, ijinkan aku menyampaikan
isi hatiku. Tentu saja nanti ayah dan bunda boleh menanggapinya. Sebagai
seorang remaja, aku sudah mulai berkembang. Wawasan dan pergaulanku juga makin
bertambah. Ada banyak hal-hal baik namun juga tidak sedikit perkara-perkara
yang jelek. Tantangan, tawaran maupun jebakan hidup juga beraneka ragam. Dunia
menyajikan segala pernak-perniknya dari hal yang kudus sampai tidak kudus.
Tentu saja aku sebagai remaja pasti akan senang dengan dunia baruku ini namun
juga sadar aku bisa menjadi incaran empuk bagi “serigala-serigala ganas” di
sekitarku seperti teman-teman, media informasi, dan sebagainya. He he maaf ya
ayah dan bunda, aku kok jadi filosofis sih..itu sih gara-gara ayah dan bunda
yang terus mendorongku untuk banyak membaca buku pengetahuan, he he tapi asyik
juga ya.
Di saat inipun aku tetap
membutuhkan bimbingan ayah dan bunda, namun aku juga ingin diberi kesempatan
untuk belajar menghadapi setiap tantangan hidup ini. Menimbang-nimbang dengan
keyakinanku sendiri dan membuat keputusan sendiri. Bukankah ini kesempatan untuk
berlatih sekaligus untuk menguji bagaimana dengan norma-norma yang ayah dan
bunda telah ajarkan padaku selama ini? Kalau ada yang aku tidak tahu, pasti aku
akan bertanya pada ayah dan bunda. Ayah dan bunda dapat memberi masukan apapun
dan biarlah aku belajar mengambil keputusan untuk itu bahkan kadang harus
menanggung resiko karena kesalahan pilihanku. Tapi jangan dimarahi ya…jangan
disalah-salahkan. He he hmh aku senang ayah dan bunda sudah tidak memukul
pantatku lagi bila aku nakal. (aku ingat dulu ketika memanjat pohon mangga
tetangga dan mengambilnya ketahuan bunda..dan ya gitu deh kena pukul
pantat..he. tapi sekarang sudah tidak mencuri mangga lagi kok)
Aku juga ingin memikirkan kemana
masa depanku. Jurusan apa yang aku ambil nanti bila aku kuliah dan di
universitas mana biarlah itu sesuai minat dan kemampuanku. Pastilah
menyenangkan bila menjalani sesuatu karena disukai dan sesuai kemampuannya. He
he ayah dan bunda pasti bisa menebak apa yang kumau..ya khan?
Eh ini ada yang lebih serius ya
ayah dan bunda. Mengenai pacaran bagaimana? He he Cuma bercanda kok aku tahu
kalau belum boleh pacaran ya, aku kan masih SMA. Tapi justru aku ingin
berterima kasih pada ayah dan bunda yang telah mengajariku prinsip-prinsip
bagaimana memilih pasangan hidup dengan benar. Namun bila kelak ayah dan bunda
melihat sudah saatnya aku berpacaran dan menikah tapi ternyata belum juga aku
menemukan calon teman hidupku nanti, aku minta ayah dan bunda jangan memarahi
aku atau menyalahkan aku apalagi dengan segala ancaman untuk memaksaku menikah
menurut maunya ayah dan bunda. Kalau begitu pastilah aku akan tertekan dan bisa
salah membuat keputusan. Akibatnya aku bisa menderita dan pasti ayah dan bunda
juga akan kena getahnya.
Aku tahu ayah dan bunda akan
bijaksana. Aku akan memutuskan dengan orang seperti kriteria yang telah ayah
dan bunda ajarkan padaku, Cuma ijinkan aku diberi keleluasaan untuk membuat
keputusan kapan akan menikah. Jangan takut dengan penilaian orang lain ya ayah
dan bunda tentang aku nanti.
Lho aku kok sudah cerita hal-hal
yang belum pasti sih ya…he he namun ini kesempatan yang baik untuk cerita hal
penting ini pada ayah dan bunda. Tentu saja pasti ayah akan mengajak diskusi
nanti, aku siap kok ayah he he.
Aku hanya ingin seperti bunda
yang tunduk pada suami (ayahku) dan ayah yang begitu sayang dengan bunda.
Biarlah aku kelak mendapat suami seperti ayah dan aku akan menjadi seperti
bunda yang menghormati suami. Doakan aku ya ayah dan bunda.
Ayah dan bunda…ini sekelumit
curhatku. Kapan-kapan disambung lagi ya..aku mengasihi ayah dan bunda