Kamis, 19 Juli 2012

“Tempat” yang aman (Renungan Batin)


 Aku pernah berpikir dan membayangkan kalau tempat yang aman adalah tempat dimana aku dilahirkan dan dibersarkan. Mungkin alasannya karena aku mengenal daerah itu dan aku juga mengenal dan dikenal orang-orang disitu. Apalagi tempat yang tidak ada premannya, tidak ada kerusuhan/perang, tidak ada kemacetan/banjir  dan sebagainya.  Kadang-kadang secara perasaan itu ada dan merindukannya.
Aku juga berpikir bahwa tempat yang aman adalah di rumahku sendiri, tinggal bersama keluargaku. Apalagi hubungan kami sangat harmonis dan segala yang dibutuhkan ada, meskipun tidak selalu terkesan mewah. Rasanya akan sangat dirindukan untuk selalu ingin pulang ketika aku sedang menginap di tempat lain. Bukankah ada pernyataan “rumahku adalah surgaku”. Aku tahu ini karena ada orang-orang yang justru tidak nyaman tinggal di rumah alias tidak betah bila ada di rumah. Ada banyak faktor penyebabnya.
Aku juga sempat membayangkan bahwa tempat yang aman itu adalah ketika aku berada diantara orang-orang yang mengasihi dan aku kasihi, apalagi yang satu suku, satu agama, satu daerah, sejenis, senasib, sependeritaan dan banyak lagi yang se..se… karena aku seperti terjagai . Bila aku membutuhkan segala sesuatu mereka siap membantu. Bila aku sedang menghadapi masalah maka aku mudah akan berlari kemana. Dan lagi bila mereka membutuhkan aku, maka mereka juga sangat cepat mendapatkan aku sehingga aku merasa berarti. Bukankah aku memang tidak bisa sendiri dan sepi ? dan bukankah aku juga harus merasa berarti?
Terbersit dibenakku kalau tempat yang aman adalah bila aku kuliah di kampus favorit di jurusan tertentu meskipun harus bayarannya mahal dan terpisah dari keluarga dan walaupun aku sendiri tidak tahu apakah aku akan suka atau mampu di jurusan itu dan di kota itu. Meskipun aku tidak yakin apakah itu akan menjamin masa depanku atau tidak dan apakah aku akan bekerja kelak sesuai dengan jurusan itu atau tidak , aku tidak tahu. Pokoknya aku mau dan merasa itu akan aman menurutku.
Terlintas dalam imajinasiku kalau tempat yang aman itu adalah kalau aku menikah dengan orang yang aku sukai, apalagi dia cantik/ganteng, kaya, kariernya baik, pinter, perhatian dan sebagainya. Meskipun aku tidak yakin seratus persen apakah aku setujuan dengan dia dan apakah aku sepadan dia atau tidak.
Juga pernah melekat dipikiranku kalau tempat yang aman itu adalah bila aku bekerja diperusahaan tertentu, pekerjaan tertentu apalagi  yang ada jaminan masa depan/pensiun, karier yang bisa dipastikan, tunjangan kesehatan, jam kerjanya pendek, teman kerjanya baik-baik, kerjaannya tidak sulit, fasilitasnya banyak, apalagi kalau teman kerjanya semuanya anak Allah wah…. pasti tambah nyaman dan betah.
Aku juga mengimpikan kalau tempat yang aman itu adalah kalau aku memiliki anak yang sehat-sehat, nurut-nurut dan pinter-pinter. Dan aku juga memiliki rumah mewah. Adem, besar, tenang dan ada kolam renangnya, ada home theatre nya, ada ruang musiknya dan di rumah itu aku bisa makan makanan yang enak, dilayani pembantu-pembantu, tidur nyenyak di kasur yang empuk tanpa ada kutu busuknya/nyamuknya ditambah ruang ber AC. Cool…..punya mobil mewah, HP, BB, Ipod, Ipad dan pod-pod lainnya, Baju mahal dan bermerek, koleksi sepatu yang warna warni dan jenisnya, bisa melancong ke luar negeri bahkan ke luar angkasa.
Pernah juga ada pikiran bahwa tempat yang aman itu adalah bila memiliki wajah ganteng/cantik, dikagumi, bentuk badan ideal, sehat, terkenal dan dengan berbagai bakat segudang.
Dan lagi tempat yang aman bagiku adalah kalau aku melayani diantara orang-orang kaya, di kota tertentu dan jangan di hutan atau pedalaman, yang ada gajinya besar dan di instansi yang sudah mapan.
Namun adakah tempat yang ideal di dunia ini ? yang tidak tercemar dosa dan yang tidak ada masalah?
Adakah di kolong langit ini tempat yang semua keinginan dan kemauanku bisa terakomodasi?
Akhirnya kumenyadari “tempat” yang aman adalah tempat yang dikehendaki Tuhan untuk aku tinggali, miliki, hidupi, layani, masuki, dimana aku menjalin hubungan dengan orang-orang di dalamnya, dimana aku akan makan dan tidur. Karena di tempat yang Allah kehendaki, disitu hati Allah dan Ia sendiri tinggal dan hadir. Meskipun tempat itu ada perang, sulit tersedia makannya, teman kerjanya jahat-jahat, kadang menanggung penyakit tertentu, kesepian dan sebagainya.
Dan meskipun harus masuk lembah kelelaman, gada dan tongkatNya yang menghibur sehingga tidak perlu takut bahaya. Bahkan kalau seandainya mungkin di neraka sekalipun akan aman asal ada di tanganNya. Karena kehendakNya selalu ada maksudNya.
Dimanakah tempat aman di dunia ini? kemanakah aku akan menyandarkan rasa amanku?