Aku takut sekali karena aku baru
saja mendapat SMS dari pacarku. Dia memberitahu kalau dia akan bunuh diri dan
katanya dia sudah membeli obat pembasmi serangga bahkan sekarang ini sudah siap
diminumnya. Dia mengancam akan melakukan tindakan nekat ini bila aku tetap
meminta putus hubungan dengannya. Intinya dia ingin supaya aku tetap jadi
pacarnya.
Aku bingung menghadapi kondisi
ini. Memang baru-baru ini aku sering bertengkar dengannya. Aku sudah jengkel
dengan sikap dan perilakunya selama ini yang malas untuk bekerja. Aku sudah
menyarankannya berkali-kali supaya dia segera melamar bekerja dimanapun namun
dia selalu banyak alasan. Tentu saja dia sempat bekerja juga di beberapa
perusahaan tapi selalu tidak bertahan lama dan keluar. Dia beralasan karena
pimpinannya tidak enak atau teman kerjanya jahat-jahat atau jam kerjanya tidak
jelas dan segala macam persoalan yang dia ungkapkan untuk membenarkan
keputusannya. Dan akhirnya kembali menganggur.
Memang orangtuanya mampu dan ia
menggantungkan hidup pada kekayaan mereka. Tapi seharusnya dia tidak boleh
begitu apalagi usianya sudah bukan lagi anak-anak. Bukankah nanti dia harus
menjadi kepala rumah tangga kalau menikah dan harus menafkahi anak istrinya.
Bagaimana bisa kebutuhan keluarganya harus disokong dari orangtuanya ?
Tapi bagaimana dengan ancaman
ini? Kalau aku tetap dengan keputusanku dan ia bunuh diri bagaimana? Nanti aku
bisa disalahkan orang lain atau merasa bersalah sendiri. Wah betapa peliknya
hubunganku dengannya. Akhirnya setelah mempertimbangkan dengan matang-matang,
aku menjawab bahwa keputusanku telah bulat untuk mengakhiri saja percintaanku
dengannya.
Suasana terasa mencekam dan dia
tidak membalas SMS ku. Aku tambah kuatir. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi
di sana. Malam ini aku gelisah sekali sehingga tidak mungkin aku bisa tidur.
Pikiranku melayang-layang membayangkan bagaimana dengan pacarku itu. Aku tidak
berani telp atau sms, namun aku juga takut kalau ada sms atau telp masuk
jangan-jangan ada kabar yang kutakutkan itu.
Sampai esok hari tidak ada
berita, perasaanku mulai lega. Dan sorenya aku secara tidak sengaja ketemunya
di jalan tapi dia segera pergi dengan wajah marah dan tidak membalas senyumku.
Aku sakit hati namun kelegaanku justru lebih besar, karena dia masih hidup.
Rasanya plong sekali bisa memutuskan sesuatu yang dulu sudah sering ingin
kulakukan tapi tidak berani-berani.
Aku sudah ingin putus dengan
cowokku itu beberapa kali. Selain karena dia malas tapi dia juga sering
mengancam aku kalau aku memutuskan hubungan dengannya. Kata orang dia sangat
“possesive” sekali denganku. Pernah dia mengancam mau jadi anak berandalan :
suka mabuk, kebut-kebutan dan memang dia sempat melakukan hal-hal tersebut
beberapa saat dan dia mau berhenti setelah aku mau kembali kepadanya. Pernah
juga dia minggat dari rumah tanpa memberi kabar sampai keluarganya kebingungan
dan sebagainya.
Setelah aku pikir-pikir, aku akan
menderita apabila menikah dengannya kelak. Setiap kali ada masalah denganku,
tindakannya justru melarikan diri atau merusak dirinya sendiri. Padahal itu
baru masalah seperti itu. Bagaimana nanti kalau sudah berumahtangga dengan
berbagai persoalannya seperti masalah keuangan, anak sakit, genteng bocor,
ngepel dan nyapu dan segala pernak-pernik yang lainnya. Apakah dia sanggup?
Padahal dia laki-laki yang seharusnya bisa melindungi keluarganya. Padahal aku
juga sudah menunggu dia untuk berubah namun dia tidak juga menunjukkan itikad
mau berubah, maka ya sudah bagiku tidak ada pilihan lain.
Aku rasa keputusanku sudah sangat
tepat. aku tidak mau pernikahanku nanti justru membuatku menderita. Untuk apa
menikah bila hanya makin membuat banyak persoalan. Aku juga tidak mau menikah
karena terpaksa atau karena takut ancaman.
Ancaman yang dia ungkapkan padaku
ternyata tidak dilakukannya. Itu hanya emosi. Itu hanya ancaman. Namun kalau
seandainya dia tetap dengan tindakan nekat itu, aku tetap tidak boleh merasa
bersalah dan tidak mau dipersalahkan karena dasar keputusanku itu bisa
dipertanggungjawabkan dan aku juga tidak menyuruhnya melakukan hal tersebut.
Tentu tidak ada wanita di dunia
ini yang mau hidupnya selalu tertekan dalam menjalin hubungan dengan
pasangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar