Selasa, 18 September 2012

Aku orang berdosa (Renungan Batin)


 Semakin hari bertambah aku makin mengakui betapa buruknya hidupku ini. Usia makin bertumbuh tak juga bisa dikatakan aku ini bijaksana dan makin kurang dosaku, namun justru kutemukan kebobrokan hidup ini.
Memang aku bukan teroris yang melakukan teror di masyarakat dengan berbagai tindakannya. Aku juga bukan seorang pemerkosa, pun demikian aku bukanlah seorang penjagal manusia. Merampok uang milyaran juga tidak aku lakukan. Ditambah lagi aku juga bukan preman yang ditakuti masyarakat. Meskipun dulu aku pernah sedikit berkecimpung dalam dunia kejahatan tapi cuma skala kecil saja.
Aku cuma pernah nyontek ketika ujian di sekolah, berpikir kotor, mengumpat, membenci orang lain, iri hati, dendam, mencuri buah milik tetangga, melanggar peraturan lalu lintas dan segudang “dosa-dosa kecil” lainnya. Namun bukankah itu tetap pelanggaran dan dosa. Bukankah tidak ada dosa besar dan dosa kecil, semua perbuatan dosa adalah dosa.
Di dunia ini tindakan yang melanggar hukum negara yang dilarang dan ada sangsi hukumnya tapi itupun juga aku lakukan asal tidak ketahuan polisi atau orang lain. Apalagi untuk perbuatan-perbuatan yang sulit dibuktikan oleh aturan-aturan hukum negara tersebut...wah pasti sudah sering kulakukan. Jadi betapa kotornya aku ini.
Dosa-dosaku ada yang terlihat di permukaan namun ada juga yang tidak terlihat oleh orang lain. Kadang aku bisa memberi kesan yang salah pada orang lain melalui perkataan, sikap dan tingkah lakuku. Padahal sebenarnya aku munafik. Aku terlihat baik, sopan, ramah dan perhatian tapi dalam waktu yang bersamaan hatiku bisa dipenuhi dengan kepura-puraan, kemarahan, iri hati dan kebencian.
Aku bisa berbuat baik kepada orang lain, memberi sedekah dan berbuat amal sebanyak-banyaknya di sana sini. Namun motivasiku tidak tulus karena ada motivasi-motivasi untuk mencari kepentingan diriku sendiri misalnya supaya aku disukai orang banyak, terkenal, punya rasa aman, mendapat imbalan di kemudian hari, dipuji orang atau motivasi rohani yang sebenarnya juga salah misalnya supaya masuk surga atau supaya Tuhan berkenan sehingga membalas kebaikanku itu berlipat ganda dan sebagainya.
Bahkan dalam hubungan dengan Tuhanpun tidak terlepas dari motivasi-motivasi yang tidak murni. Aku beribadah, mencoba taat, berdoa dan berpuasa, membaca Alkitab, melayani dan seterusnya. Itu semua aku lakukan supaya aku kaya, sehat, panjang umur, diberkati atau tidak terkena hukuman atau kutuk dari Tuhan, supaya masuk sorga dan sebagai. Aku melakukan hal-hal “baik” tersebut tapi tercemari dengan motivasi yang salah. Itu semua tetaplah tidak murni. Seharusnya aku melakukanitu semua karena aku mengasihi Tuhan dan memang seharusnya aku hidup seperti itu, terlepas aku mendapat sesuatu atau tidak.
Hal dosa lain yang dapat aku lakukan yaitu ketika aku tahu ada hal baik yang dapat aku lakukan tapi aku malas dan tidak mau melakukan dengan alasan apapun juga, bukankah itu juga dosa.
Ada Tuhan yang Mahatahu baik tindakan luar dan di dalam hati yang kulakukan. Dia juga yang menghakimi sesuatu benar atau salah, dosa atau tidak dari semua sikap dan perilaku. penilaianNya tidak selalu dari apa yang nampak di luar tapi juga apa yang tersembunyi dihati dan pikiranku. Bagaimana aku dapat menghindar dari penglihatanNya. Bukankah aku telanjang dimataNya.
Aku tidak bisa mengatakan karena semua orang melakukan maka tidaklah salah juga aku melakukannya. Juga tidak dapat aku berpikir karena semua manusia mengatakan “boleh” lalu pasti Tuhan setuju itu “boleh”. Tuhan punya kebenaranNya sendiri dan itu mutlak. Tuhan dan FirmanNya itu yang menjadi patokan sesuatu itu benar atau dosa. Aku tidak dapat memanipulasi, tidak juga bisa menyembunyikan dosa-dosaku. Hidupku akan dilihat dari Mata yang suci tak ternoda sedikitpun oleh kecemaran dosa.
Huuuh...! betapa malunya aku ini. Aku hanya seonggok sampah yang kotor. Berbaju seputih apapun dan berselimutkan apapun tak akan meniadakan keberadaanku sebagai manusia berdosa yang memiliki potensi untuk berbuat dosa yang suci maupun dosa yang keji.
Tak mampu aku berbuat baik, tak berdaya aku menghapus dosa-dosaku. Tak kuat aku menanggung dosa-dosaku sendiri. Aku hanya membutuhkan belas kasihan. Aku perlu anugerah dari Tuhan sendiri. Aku hanya butuh uluran tanganNya menggapai aku dan mengangkatku dari lumpur dosa ini.
Bersyukur itu semua tersedia di dalam diri Tuhan yang mau datang kedunia ini menjelma menjadi manusia karena kasihNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar