Baru saja aku mendengar tentang
kematian seorang anggota densus 88 (alm) Bripda Suherman yang tertembak ketika
sedang melakukan penyergapan kepada dua orang teroris di Solo. Dimana kota ini
sedang dilanda teror penembakan yang dilakukan para teroris tersebut. Tentu
saja tewasnya salah seorang anggota pasukan khusus anti teroris ini menimbulkan
duka yang mendalam di lembaga kepolisian dan di antara orang-orang yang
mengenalnya serta terutama keluarganya. Demikian kesedihan juga dirasakan oleh
sebagian besar masyarakat di Indonesia ini yang memang tidak suka dengan
tindakan teroris dan benci dengan kekerasan.
Ketika jenazah tiba banyak
masyarakat dari pejabat tinggi sampai masyarakat biasa datang melayat dan
memberi penghormatan bahkan mengelu-elukan sebagai pahlawan. Ayah almarhum
berkomentar meskipun dia berduka karena kehilangan anaknya namun dia bangga
karena anaknya gugur dalam menjalankan tugas mulia.
Ketika aku merenungkan hal ini.
Aku merasa ini benar adanya. Terlepas dari pandangan sisi-sisi yang lain. Aku
menghargai dan menganggap tindakan almarhum patut dijadikan teladan, meskipun
masih muda namun hidupnya sudah diabdikan bahkan nyawanya dia pertaruhkan untuk
bangsa dan negaran ya serta memberikan rasa aman di masyarakat. Hidup dan
matinya berarti bagi orang lain.
Ada orang yang bernama Dawson
Trotman yang hidupnya diabdikan untuk melatih banyak murid bagi Kristus. Sampai sekarang pengaruh hidupnya
tidak berhenti. Di usia yang belum terlalu tua, dia meninggal tenggelam dan
mayatnya tidak ditemukan tatkala dia menolong orang yang nyaris tenggelam di
suatu danau. Matinya demi menolong orang lain.
Seorang yang bernama Jim William
mengalami cacat polio ketika remaja. Tubuhnya nyaris lumpuh total dan terbaring
di panti jompo dan ditinggalkan orangtuanya yang tidak mau bertanggungjawab.
Hidupnya masih ditopang paru-paru besi, kalau dia duduk maka dia bisa langsung
mati. Jarinya hanya bisa digerakkan tiga inchi saja. Namun karena imannya
kepada Tuhan Yesus, hidupnya berarti. Orang yang menengok untuk memberi
perhatian dan penghiburan padanya justru pulang dengan dihibur. Ada yang
mengenal Sang juruslamat setelah dikenalkan oleh Jim. Doanya supaya ada orang
yang memberinya uang kepadanya bukan untuk dia tapi untuk diberikan orang lain
yang membutuhkan. Saat kematiannya dihadiri banyak orang yang telah “disentuh”
hidupnya. Hidup yang terbatas dan menderita dan seharusnya membutuhkan
perhatian orang lain, justru hidupnya melayani orang banyak.
Seorang misionaris di kutub
selatan, yang hidupnya hanya mentaati Tuhan dan melayani suku di sana di tengah
cuaca sangat dingin. Masih relatif muda dan istrinya masih mengandung anaknya,
dia meninggal saat dia menolong seorang anak perempuan yang kepayahan membawa
bongkahan es. Senapan yang sering dipakainya untuk berburu anjing laut (makanan
pokok di sana) tiba-tiba meletus dan peluru menghujam dari mulut dan menembus
bagian leher belakang. Penyerahan dan pengorbanan diri bagi orang lain ini
dirasakan dan menyemangati anaknya yang dikandung saat itu yang tidak pernah
melihat wajah ayahnya.
Lalu apakah selama ini aku hanya
hidup dan memfokuskan diri hanya untuk kepentingan diriku dan keluargaku saja?
ah betapa malunya kalau aku hanya mencurahkan pikiran dan mengisi hidupku untuk
hal-hal sedemikian sempitnya. Dimanakah artinya hidupku kalau begitu.
Aku tidak mau hidupku hanya untuk
mencari uang dan menumpuknya hanya demi kemapanan masa depanku dan keturunanku.
Aku tidak ingin hanya jadi orang pintar dengan belajar berbagai ilmu supaya aku
puas, dikagumi dan nyaman sendiri. Aku tidak berminat untuk membangun sebuah
keluarga dimana istri/suami dan anak-anakku nyaman dan terpenuhi segala
kebutuhan tanpa peduli dengan penderitaan orang lain.
Kelak aku tidak mau mati ketika
muntah karena kekenyangan makan uang hasil korupsi meskipun kecil-kecilan. Aku
tidak ingin mati ketika aku sedang selingkuh dan berzinah. Aku tidak mau mati
ketika kedapatan sedang berfoya-foya dengan kemewahan, hiburan-hiburan duniawi
dan sebagainya. Tapi aku mau mati ketika sedang memperjuangkan nasib orang
lain.
Apa yang aku punya biarlah ini
semua bisa dipakai untuk melayani orang lain. Apa yang bisa aku lakukan untuk
orang lain biarlah itu yang memenuhi pikiran dan hari-hariku. Banyak orang yang
menderita dan tertindas baik secara rohani maupun jasmani. Biarlah aku boleh
menjadi pertolongan bagi mereka selagi masih ada waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar