Taxi yang membawaku dari bandara
meluncur dengan gesitnya dan tanpa kusadari tibalah aku di sebuah rumah makan
yang teduh di pusat kota gudeg itu.
Sudah lama sekali aku meninggalkan kota ini dan berjuang menjalani hidup di ibu
kota. Namun rasanya tidak banyak perubahan yang terjadi di sini. Mungkin hanya
perasaanku saja yang seperti tamu di rumah bersama ini. Sejenak ingatanku
melayang ke masa silam dan sepertinya baru kemarin aku pergi. Semuanya begitu
melekat dan sulit untuk bisa dilupakan. Ah terlalu banyak kenangan di sini.
Dari balik kaca mobil kulihat dia
sudah menunggu, bersandar di sebuah bangku yang agak menyudut letaknya.
Hmh..dia masih hafal dengan letak dan situasi itu. Betapa sudah kubayangkan
pertemuan ini.
Sesaat kami telah duduk
berhadapan. Terdiam, mungkin gugup dan bingung apa yang harus kami lakukan dan
katakan dalam kondisi itu. Terasa agak aneh, bisa jadi karena sudah lama tidak
bertemu dan tidak ada komunikasi di antara kami. Itu semua memang sudah menjadi
kesepakatan kami sejak kami berpisah. Sejenak kuperhatikan sosok yang dulu
dihadapanku in. Masih terlihat jelas
garis-garis ketampanan di wajahnya, meskipun rambutnya sudah mulai beruban
disana sini. Dan lagi senyumnya itu tidak berubah… senyum yang dapat kunikmati
selama kami bersama. Senyum itu yang membuatku terasa hangat.
“Halo, apa kabar?” sapanya sambil
menjulurkan tangannya. Tidak berubah, dulu juga begitu orangnya pendiam tapi
ramah. Kuambil sebuah buku dari dalam tasku dan kuberikan padanya. Dia
tersenyum dan sejenak asyik membolak balik isi buku itu lalu dia sodorkan lagi
buku itu padaku sambil mengulurkan sebuah pena. Aku tahu. Segera kububuhkan
tanda tanganku di bagian halaman depan buku itu sambil kutulisi “ Terima kasih
telah bersama”.
Itu buku kesekian hasil karyaku
sejak aku memutuskan untuk menjadi penulis. Sebuah novel yang baru lounching di
pasaran. Berharap dia suka dan tentu saja kebersamaan kami dulu sebagian
mengisi deretan-deretan kisah yang tertulis di sana.
Lalu mengalirlah kami dalam
perbincangan. Dari menceritakan pengalaman masa lalu, apa yang kami alami saat
ini dan rencana kami ke depan. Sesekali kami saling tertawa bila mengingat
kisah lucu. Rasanya mencair sudah kekakuan diantara kami sebelumnya.
Dulu kami memang pernah bersama
ketika sama-sama kuliah. Kami pacaran hampir dua tahunan. Dan hubungan kami
baik-baik saja saat itu. Bahkan menjelang lulus kami sudah memiliki rencana
akan bekerja di suatu kota tertentu. Namun tanpa kami duga dan kehendaki,
keluargaku tidak menyetujui hubungan kami karena alasan mereka kami beda suku
dan dia dari keluarga yang tidak berada. Tragis memang tapi itu kenyataannya,
dan meskipun aku berusaha untuk meyakinkan mereka namun sepertinya jalan itu
sudah tertutup. Dengan berat hati kami harus menerima keadaan yang pahit ini
dan belajar dewasa menyikapinya.
Setelah sekian tahun berpisah
kamipun telah menikah dan dikarunia masing-masing rumah tangga yang baik. Tak
terasa air mataku mengalir tatkala mengenang masa itu, sungguh berkesan namun
menyakitkan. Ternyata kenangan ini telah menjadi bagian penting dalam hidupku.
Dan kadang itu muncul menghiasi perjalanan lamunan dan perasaanku. Ada
kerinduan, harapan, pelarian dari realita hidup yang sekarang dan sebagainya.
Namun aku tidak boleh membiarkan
hal ini berlanjut. Semua sudah berlalu dan kekinian yang kujalani. Ruang itu
masuk ada dan terbuka dan membiarkannya di sana. Namun apa yang kami jalani
sekarang bukan untuk mengulangi apa yang telah terjadi. Masing-masing kami
menyadari semua sudah menjadi kenangan dan biarlah pengalaman itu menjadi
bagian kecil dari pengisi ruang puzzle dari keseluruhan gambar hidup kami.
Entah kebetulan atau tidak
mengalun diruangan itu “
“Pulang ke
kotamu ada setangkup harum dalam rindu
….penuh
selaksa makna
Terhanyut aku
akan nostalgia
Saat kita
sering luangkan waktu
Nikmati
bersama suasana Jogja
……………………………………
Seiring laraku
kehlanganmu
Merintih
sendiri ditelan deru kotamu
Walau kini kau
telah tiada kembali
Namun kotamu
menghadirkan senyummu abadi
(Yogyakarta –
milik KLA Project)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar